3 tahun yg lalu, saya mempunyai kucing yg mengidap suatu penyakit. entah penyakit apa itu tapi ketika di bawa ke dokter dan di diagnosa, kucingku ternyata terjangkit Feline Infectious Peritonitis (singkat FIP). nahas, kucingku tidak dapat terselamatkan, dalam waktu 2 minggu setelah terjangkit kucingku berpulang ke rahmatullah.
berikut ini akan saya bahas mengenai FIP, dan maaf ini pun dapat dari blog lain maka saya cantumkan sumbernya.
Sumber: http://www.kucingkita.com/penyakit-kucing/feline-infectious-peritonitis-fip-radang-selaput-rongga-perut-dada-kucing
this is just share, this article is not mine. but, this cat sickness is happening on my previous cat who rest in peace now.
Feline Infectious Peritonitis (FIP)
FIP adalah penyakit serius, hampir selalu berakibat kematian bagi
kucing. Penyakit ini disebabkan oleh keluarga coronavirus (feline corona
virus/FcoV), yaitu sejenis keluarga virus yang juga menyerang anjing,
babi dan beberapa spesies virus ini dapat menyerang manusia. Tetapi
virus yang menyebabkan FIP pada kucing, tidak dapat menyerang manusia.
Coronavirus yang relatif tidak berbahaya dan biasa menyerang kucing yaitu Feline Enteric Coronavirus (FECV). FECV yang bermutasi menjadi virus ganas disebut Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV).
Bila respon kekebalan tubuh kucing kurang baik, FECV yang bermutasi
jadi FIPV ini dapat menyebabkan penyakit sistemik yang disebut Feline
Infectious Peritonitis (FIP).
Bentuk Penyakit
Penyakit ini bermanifestasi dalam dua bentuk : basah dan kering. Tipe
basah menyebabkan sekitar 60-70% dari keseluruhan kasus penyakit ini dan
lebih ganas dari tipe kering. Bentuk penyakit yang muncul sangat
tergantung pada reaksi kekebalan tubuh kucing. Bila kekebalan tubuh
bereaksi cepat biasanya yang muncul adalah tipe kering. Sebaliknya bila
kekebalan tubuh lambat bereaksi, maka tipe basah yang muncul.
Bila respon kekebalan tubuh cukup kuat, gejala penyakit bisa tidak
muncul tetapi kucing dapat menjadi carrier dan dapat menularkan virus
selama beberapa tahun hingga kekebalan tubuhnya berkurang sedikit demi
sedikit. Seiring dengan berkurangnya kekebalan, penyakit akan semakin
berkembang hingga timbul gejala sakit dan akhirnya menyebabkan kematian.
Statistik Kejadian Penyakit
Ada dua strain virus penyebab penyakit ini, yaitu FcoV-1 dan FcoV-2,
sekitar 85 % penyakit FIP disebabkan oleh strain pertama. Kejadian
penyakit FIP sekitar 1 % dari total kucing sakit yang dibawa ke dokter
hewan untuk diobati.
Penyakit ini biasa menyerang kucing, terutama kucing-kucing cattery
penampungan hewan, dimana terdapat sejumlah besar kucing dewasa &
anakan hidup bersama. Diperkirakan sekitar 10-20 % kucing pada
tempat-tempat yang positif mengandung FECV, terinfeksi FIP. Sekitar 2
% kasus penyakit terjadi pada pemeliharaan kucing kurang dari tiga
ekor.
dan kebetulan sekali kucing saya cuman 1 pada saat itu.
Penularan Penyakit
Kucing sehat tertular melalui kontak langsung dengan kucing yang
terinfeksi atau kotorannya (feces). Kucing yang terinfeksi menyebarkan
virus melalui liur dan feces. Penularan terutama terjadi melalui kontak
feces dengan mulut, lainnya melalui liur atau lendir saluran pernafasan.
Virus FIP dapat bertahan hidup selama 2- 3 minggu dengan suhu ruangan
pada permukaan kering, termasuk pada peralatan makan kucing, mainan,
kotak kotoran (litter), tempat tidur (bedding), pakaian kucing
(clothing) atau rambut kucing. Induk yang carrier dapat menularkan virus
ke anaknya.
Menurut para ahli, kucing jarang tertular virus FIP secara langsung.
Sebagian besar penyakit FIP yang terjadi diduga berasal dari mutasi FECV
yang memang banyak terdapat pada pencernaan kucing dan relatif tidak
berbahaya.
Gejala
Sebagian besar kucing yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang
nyata, tetapi sebenarnya virus tetap berkembang di dalam tubuh. Setelah
kontak, virus mulai berkembang di tenggorokan dan usus halus kucing.
Kemudian pindah ke paru-paru, perut dan menyebar diseluruh usus. Sekitar
1 - 10 hari kemudian virus sudah dapat ditularkan ke kucing lain.
Selama infeksi ini, gejala yang muncul bisa berupa bersin-bersin,
mata berair, lendir hidung yang berlebihan, diare, berat badan
berkurang, lemah & lesu. Gejala yang muncul bisa juga non spesifik
seperti : hilang nafsu makan, depresi, rambut kasar dan demam.
Pada bentuk basah terjadi akumulasi cairan di rongga perut dan rongga
dada, menyebabkan menyebabkan pembengkakan daerah perut (biasanya tanpa
rasa sakit) disertai kesulitan bernafas.
Pada bentuk kering, cairan yang menumpuk relatif sedikit dan gejala
yang muncul tergantung organ yang terinfeksi virus. Sekitar setengah
dari kasus bentuk kering, menunjukkan gejala radang mata atau gangguan
syaraf seperti : lumpuh, cara berjalan yang tidak stabil dan
kejang-kejang. Gejala lainnya bisa berupa gagal ginjal atau pembengkakan
hati, depresi, anemia, berat badan berkurang drastis, gangguan pankreas
dan sering disertai demam. Gejala lain berupa muntah, diare &
icterus (warna kekuningan pada kulit dan selaput lendir).
Pengobatan
Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini.
Pengobatan yang ada masih berupa pengobatan suportif untuk mengurangi
gejala dan mengurangi rasa sakit kucing. Kucing yang sakit dapat
bertahan hidup 1 minggu - 1 tahun tergantung kekebalan tubuh dan
keparahan penyakit.
Pencegahan
Jaga kebersihan kandang & peralatan, dicuci dengan sabun, deterjen
atau desinfektan. Bahan yang murah meriah & cukup efektif adalah
larutan kaporit/pemutih + 3 %. Jaga kesehatan kucing dengan pemberian
nutrisi yang cukup dan baik.
Vaksin FIP pertama digunakan tahun 1991 di USA. Sampai saat ini efektivitas vaksin masih diperdebatkan.
Sampai saat ini Vaksin FIP belum tersedia Di Indonesia. (drh. Neno WS)
agar si kucing yg kita sayang tidak terjangkit penyakit ini (contoh kasus kucing saya bernama Shiro yg mati karena penyakit ini) maka kebersihan kucing kita harus benar-benar kita jaga dengan baik.
semoga blog ini bermanfaat, khususnya buat pecinta kucing.
Sumber: http://www.kucingkita.com/penyakit-kucing/feline-infectious-peritonitis-fip-radang-selaput-rongga-perut-dada-kucing